Minggu, 14 Desember 2008

Dido: 'SAFE TRIP HOME', Guratan Kesedihan Yang Dalam

Menjadi seorang penyanyi yang sukses memang tak selalu harus memiliki suara yang indah atau mampu berolah vokal dengan baik. Kadang dengan banyak keterbatasan, seorang penyanyi mampu memberikan yang terbaik dan dapat dinikmati oleh para pendengarnya. Dan Dido adalah satu dari penyanyi yang tahu benar bagaimana cara memberikan yang terbaik dari segala keterbatasan yang ia miliki.

Dido memang bukanlah Mariah Carey yang punya suara merdu sekaligus memiliki kemampuan olah vokal yang benar-benar handal. Jangkauan suara Dido tergolong sangat terbatas. Dan saat ia berusaha menggapai nada-nada tinggi pun teknik falsetto-nya tak terlalu mengagumkan. Tapi dari segala keterbatasan itu, Dido mampu bersinar dengan gayanya sendiri.

Lagu-lagu Dido memang lebih mirip disebut sebuah cerita yang dinyanyikan. Dido tak pernah mencoba menyanyikan paduan nada-nada yang sulit atau mencoba mengobral improvisasi. Ia hanya menyanyikan nada-nada sederhana seperti juga lirik-lirik lagunya yang berkisah tentang problem yang dihadapinya dari waktu ke waktu.

Dan setelah melepas dua album dengan jeda waktu yang cukup panjang, kali ini Dido meluncurkan album ketiganya yang diberi judul sederhana SAFE TRIP HOME atau kurang lebih berarti perjalanan pulang dengan selamat. Bila dibandingkan dengan dua album terdahulunya, yang terakhir ini terasa lebih 'matang' meski di sisi lain ada guratan kesedihan yang dalam pada setiap lagu yang ada di album ini.

Ada sebelas lagu yang dikemas dalam album SAFE TRIP HOME ini dan hampir semua lagu memiliki nuansa suram baik dari sisi musikal maupun lirik. Sepertinya lewat album ini Dido ingin menyampaikan kesedihan yang dirasakannya. Ini tergambar kuat dari tarikan vokal dan penjiwaan yang seolah menggiring kita ke kisah sedih yang dialaminya.

Dan keputusan Dido menggandeng produser Brian Eno agaknya memang tepat. Brian yang punya latar belakang menggarap musik-musik pengisi film tahu benar instrumen apa yang harus digunakan untuk memperkuat lirik dan suara yang sebenarnya sudah 'bercerita' ini. Coba saja dengarkan lagu-lagu seperti Look No Further, Let's Do the Things We Normally Do atau Grafton Street yang meski tak menyuguhkan aransemen yang kompleks namun mampu menggambarkan suasana yang diinginkan Dido.

Memang tak ada pamer olah vokal atau kehandalan memainkan instrumen dalam album ini. Namun patut dicatat jika semua lagu adalah hasil karya Dido. Dan bukan hanya itu, Dido juga mengisi track keyboard, drums dan guitar pada hampir semua lagu. Singkatnya, album ketiga Dido yang dilepas 17 November lalu ini memang layak dikoleksi.

0 komentar: