Rabu, 29 Oktober 2008

'GHOST SON', Titisan Arwah Penasaran

Stacey (Laura Harring) dan Mark (John Hannah) yang baru saja menikah memutuskan untuk tinggal di peternakan milik Mark di Afrika Selatan. Di tempat terpencil itu, sepasang pengantin baru ini mengalami hari-hari yang bahagia. Semua berjalan lancar sampai suatu hari Mark menghubungi Stacey lewat radio komunikasi.

Ternyata Mark mengalami kecelakaan fatal. Stacey yang dengan segera datang ke tempat terjadinya kecelakaan tak mampu menyelamatkan Mark yang mengalami luka dalam sangat parah. Walaupun dilanda kesedihan yang dalam, namun Stacey memutuskan untuk tetap tinggal di peternakan Mark seusai pemakaman.

Beberapa saat kemudian, Stacey mulai dihantui Mark yang menagih janji sehidup semati. Stacey yang masih diliputi rasa sedih kemudian mencoba bunuh diri namun sempat digagalkan oleh seorang dokter kenalan Stacey.

Di saat inilah kemudian diketahui bahwa Stacey sedang hamil. Celakanya, bayi yang kemudian lahir ini ternyata dirasuki arwah Mark yang tetap menginginkan kematian Stacey. Beberapa kali bayi ini mencoba untuk membunuh ibunya dengan segala macam cara.

Film horor arahan sutradara Lamberto Bava ini mengambil setting di pedalaman Afrika Selatan. Bisa jadi sang sutradara bermaksud untuk memperkokoh kesan magis dan supranatural yang coba ditampilkan film ini.

Dua hal yang bisa digarisbawahi dari film ini adalah tokoh yang tak memiliki kedalaman karakter dan jalan cerita yang tak logis. Ini mungkin bukan sesuatu yang aneh untuk sebuah film horor. Kebanyakan film horor memang sering mengabaikan dua hal yang cukup penting dalam sebuah film ini.

Jarang ada film ber-genre horor yang memiliki kedalaman karakter dan jalinan cerita yang logis. Ini yang membuat film-film dari genre ini selalu identik dengan film dengan biaya dan kualitas rendah.

Untuk sebuah film horor, GHOST SON ini termasuk memiliki alur cerita yang cukup lambat. Bila biasanya film horor selalu dipenuhi oleh adegan menegangkan justru dalam film ini adegan tegang tak terlalu banyak ditemui. Hal lain yang bisa dibilang menyimpang dari tradisi sutradara Bava adalah minimnya adegan yang mengumbar pertumpahan darah. Biasanya film-film hasil arahan sutradara asal Italia ini tak pernah meninggalkan dua hal: blood dan gore.

Menilai film ini memang agak sulit. Untuk sebuah hiburan ringan, film ini tergolong agak membosankan karena alur yang lambat, namun untuk menyebutnya sebuah tontonan yang berat mungkin juga kurang pas lantaran kualitas akting dan naskah yang tak terlalu bagus. Mungkin lebih tepat untuk menyebutnya sebuah film horor yang menyimpang dari jalurnya.

0 komentar: