Senin, 06 Oktober 2008

'PAINTED SKIN', Kisah Hantu Pemakan Jantung

Kisah ini terjadi di akhir dinasti Yuen di mana makhluk halus dan setan bebas bergentayangan di muka bumi. Xiao Wei (Xun Zhou) adalah peri yang membunuh kekasihnya 100 tahun sebelumnya. Akibatnya, ia harus berubah menjadi hantu yang haus darah untuk tetap bertahan hidup.

Xiao Wei memerlukan kulit dan jantung dari korbannya agar ia tetap dapat terlihat cantik. Dari waktu ke waktu Xiao Wei selalu memanfaatkan pria yang tergoda kecantikannya untuk kemudian dibunuh dan diambil kulit dan jantungnya.

Suatu ketika, komandan Wang Sheng (Chen Kun) yang sedang memimpin pasukannya memburu sekawanan penjahat, bertemu Xiao Wei. Wang kemudian membawa Xiao Wei pulang. Xiao Wei yang kemudian jatuh cinta pada Wang Sheng kemudian berupaya agar pria ini berpisah dari istrinya Pei Rong (Zhao Wei).

Namun akhirnya Wang Sheng menyadari siapa sebenarnya Xiao Wei dan berusaha meminta bantuan Pang Rong (Donnie Yen) dan Xia Bing (Sun Li) yang memiliki kemampuan supranatural untuk menyembuhkan Xiao Wei.

Film hasil arahan sutradara Gordon Chan ini diadaptasi dari cerita pendek karya penulis Liao Zhai Zhi Yi. Film bergenre horor ini mengambil setting jaman Cina kuno di akhir dinasti Yuen.

Bila Anda berharap film ini adalah film silat yang dipenuhi aksi laga, Anda akan kecewa karena film ini sebenarnya adalah film drama romantis yang dipenuhi dengan hubungan asmara yang rumit antar para tokohnya. Memang ada sedikit bumbu aksi laga dan special effect, namun tak ada satu pun yang benar-benar fresh.

Ide cerita film ini sebenarnya sudah cukup umum dalam film-film drama Asia berbau mistis. Jalan cerita sebenarnya cukup datar dalam artian penonton sudah dapat menebak alur cerita film ini sedari awal. Yang jadi unsur surprise dalam film ini justru adalah 'bumbu' yang ada di tengah-tengah jalinan cerita.

Salah satu karakteristik film Asia adalah intrik yang selalu ada mewarnai jalan hidup para tokohnya. Baik dalam film bertema politik maupun drama, unsur ini hampir tak pernah ketinggalan. Dalam film ini, yang jadi intrik adalah jalinan kisah asmara di antara para tokohnya yang membuat film ini jadi hidup.

Untuk masalah akting, mungkin jajaran nama-nama beken yang ada cukup memberi jaminan bahwa film ini bakalan tak terlalu banyak masalah dalam urusan akting. Bisa jadi ini juga strategi sang sutradara untuk memberikan jaminan bahwa film ini akan laris manis.

Dan bila Anda bermaksud menonton film ini karena Donnie Yen, maka bersiaplah untuk kecewa karena aktor ini tak terlalu banyak mendapat 'sorotan' bahkan peran Donnie kali ini lebih cenderung bersifat konyol. Namun terlepas dari apa pun alasan Anda, film ini cukup layak jadi hiburan di antara banyaknya serbuan film Hollywood.

0 komentar: